Mulutmu adalah harimaumu, istilah
yang sangat klise tapi nyata dalam kehidupan. Ketika ucapanmu telah keluar dari
mulutmu sulit untuk menelan ludah sendiri. Jadi pilihannya adalah mulut manismu
atau mulut berbisamu yang akan kamu gunakan ketika kamu marah! Ketika misalnya kamu
spontan mengeluarkan kalimat (dengan nada bermusuhan), “ Sebenarnya selama ini
saya benar-benar tidak pernah menghormati dan menghargai Kamu!”
Menyesali dan memintaa maaf dari
hati yang terdalammu tidaklah percuma. Namun, keadaan takkan kembali seperti
sedia kala sama seperti kamu masih diam dan belum mengeluarkan kata-kata racun
tersebut. Sesak! Sudah pasti sangat menyesakkan hati yang mendengarkan. Niatmu
memang hanya ingin membuat orang yang kamu marahi pada saat itu tersakiti dan
bukan keluar dari hatimu yang terdalam. Dalam artian, dia harus tau kalau
dirimu lagi marah, sakit hati dan kecewa padanya. Tapi, yakinlah ketika
ucapanmu benar-benar diluar pikirnya tentang apa yang barusan terucap dari
mulutmu, dia sontak takkan berpikir bahwa kamu hanya ingin membuatnya merasakan
hal yang lebih atau minimal sama dengan yang kamu rasakan. Dia telah berubah
dan secara tidak langsung dirimu sendiri yang merubahnya.
Pertengkaranmu saat itu bisa saja
mereda dan menurut kasat mata selesai. Tapi, residu dari pertengkaranmu itu
yang sulit untuk dilupakan. Sebagian besar orang bisa memaafkan saat itu juga
atau kapanpun kamu mengulangi meminta maaf, tetapi belum tentu dia bisa
melupakan apa yang telah terlontar dari mulutmu tentang dirinya.
Ketika damai menurut pikirmu itu
telah terjadi, dia mungkin tidak berpikir demikian. Perubahan pandangan, sikap
dan tindakan perlahan akan terlihat jelas bahwa dia “memusuhimu secara
halus”. Akibat dari lost control dari mulutmu itulah yang telah benar-benar mengubah
hubunganmu dengan dia dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak mudah untuk
dipulihkan kembali. Tentu saja kamu dan dia dapat melakukan transaksi,
interaksi atau apalah namanya yang biasa kita lakukan sehari-hari, tetapi
kata-kata yang tidak hormat itu telah menimbulkan residu yang mengubah banyak
hal. Dan kamu tau apa penyebabnya..
Inspirator: Dean G. Pruitt &
Jeffrey Z. Rubin
Makassar, 05/10/11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar