Jumat, 09 Desember 2011

Mulutmu Adalah Harimaumu



Mulutmu adalah harimaumu, istilah yang sangat klise tapi nyata dalam kehidupan. Ketika ucapanmu telah keluar dari mulutmu sulit untuk menelan ludah sendiri. Jadi pilihannya adalah mulut manismu atau mulut berbisamu yang akan kamu gunakan ketika kamu marah! Ketika misalnya kamu spontan mengeluarkan kalimat (dengan nada bermusuhan), “ Sebenarnya selama ini saya benar-benar tidak pernah menghormati dan menghargai Kamu!”
Menyesali dan memintaa maaf dari hati yang terdalammu tidaklah percuma. Namun, keadaan takkan kembali seperti sedia kala sama seperti kamu masih diam dan belum mengeluarkan kata-kata racun tersebut. Sesak! Sudah pasti sangat menyesakkan hati yang mendengarkan. Niatmu memang hanya ingin membuat orang yang kamu marahi pada saat itu tersakiti dan bukan keluar dari hatimu yang terdalam. Dalam artian, dia harus tau kalau dirimu lagi marah, sakit hati dan kecewa padanya. Tapi, yakinlah ketika ucapanmu benar-benar diluar pikirnya tentang apa yang barusan terucap dari mulutmu, dia sontak takkan berpikir bahwa kamu hanya ingin membuatnya merasakan hal yang lebih atau minimal sama dengan yang kamu rasakan. Dia telah berubah dan secara tidak langsung dirimu sendiri yang merubahnya.
Pertengkaranmu saat itu bisa saja mereda dan menurut kasat mata selesai. Tapi, residu dari pertengkaranmu itu yang sulit untuk dilupakan. Sebagian besar orang bisa memaafkan saat itu juga atau kapanpun kamu mengulangi meminta maaf, tetapi belum tentu dia bisa melupakan apa yang telah terlontar dari mulutmu tentang dirinya.
Ketika damai menurut pikirmu itu telah terjadi, dia mungkin tidak berpikir demikian. Perubahan pandangan, sikap dan tindakan perlahan akan terlihat jelas bahwa dia “memusuhimu secara halus”.  Akibat dari lost control dari mulutmu itulah yang telah benar-benar mengubah hubunganmu dengan dia dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak mudah untuk dipulihkan kembali. Tentu saja kamu dan dia dapat melakukan transaksi, interaksi atau apalah namanya yang biasa kita lakukan sehari-hari, tetapi kata-kata yang tidak hormat itu telah menimbulkan residu yang mengubah banyak hal. Dan kamu tau apa penyebabnya..
Inspirator: Dean G. Pruitt & Jeffrey Z. Rubin
Makassar, 05/10/11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar