Jumat, 28 November 2014

Mendekati Komodo, Jangan Banyak Bergerak!

Ini postingan kedua aku tentang serunya menjadi jurnalis travel. Masih berhubungan dengan Nusa Tenggara Timur, aku akan ajak kalian menikmati tantangan mengunjungi salah satu New 7 Wonders  in the world. 

Sedikit bocoran nih, sebenarnya aku bukan jurnalis travel tapi kuliner. Berhubung travel dan kuliner saling berhubungan dan sama-sama wisata favorit terbanyak di dunia (versi CafeDee! ;p)  dan kebetulan editorku waktu di www.Okezone.com memang megang dua kanal (istilah perusahaan media untuk menyebut bidang) yaitu travel dan kuliner atau sering kami singkat travelfood, jadi setiap jurnalisnya harus siap jika ditugaskan ngeliput event wisata kapanpun dan dimanapun. Aku sih asik-asik aja dan sejujurnya sangat asik menikmati tugas sekaligus liburan gratis ini. Hehehe.. 


Mendekati Komodo, Jangan Banyak Bergerak!

 
BILA Anda berniat mengunjungi Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, sebagai destinasi liburan kali ini, jangan sepelekan aturan keselamatan. Pasalnya, komodo termasuk pemburu dengan sensitivitas gerakan dan indra penciuman yang sangat tajam.

Ada sekira 1.000 komodo yang hidup secara alami di Loh Liang, Desa Komodo. Karena termasuk kanibal dan pemakan daging, Anda tetap harus waspada meskipun ditemani ranger (petugas pengaman komodo). Komodo sangat sensitif terhadap gerakan.

“Yang paling penting saat mengunjungi komodo, tamu jangan panik. Komodo sangat sensitif dengan gerakan. Bergeraklah seperti biasa, karena dia akan mengikuti tamu karena menganggap Anda mangsanya, seperti rusa atau kambing, yang sedang panik,” kata Tajudin, salah seorang ranger yang merupakan penduduk lokal Desa Komodo, saat ditemui Okezone di Loh Liang, NTT, baru-baru ini.






Tambahnya, jangan membawa barang yang didorong, ditarik, atau menimbulkan gerakan mencurigakan bagi komodo, seperti tas dengan roda. Ketika komodo bergerak atau ingin lewat di dekat Anda, bersikaplah tenang dan jangan halangi jalannya.

Khususnya bagi perempuan, perhatikan jadwal menstruasi Anda. Selain gerakan, komodo juga memiliki indera penciuman yang cukup tajam, seperti terhadap aroma bangkai dan darah. Namun, bagi yang memiliki luka terbuka ataupun menstruasi, Anda masih bisa mengunjungi komodo, hanya saja harus lebih waspada dan selalu didampingi ranger.Bila Anda benar-benar dalam bahaya, ranger siap siaga dengan stik ranting kayu panjang untuk memukul hidung, leher, atau kepala komodo. Yang paling cepat meredakan sensorik komodo adalah kepalanya, sehingga yang sering dilakukan oleh ranger adalah memukul kepala komodo dengan stik.

Dengan usia maksimal komodo berkisar 50-60 tahun, sebaiknya Anda jangan mendekati komodo yang masih anak-anak hingga remaja atau yang masih kurang dari 20 tahun. Semakin muda komodo, gerakannya semakin cepat dan Anda akan sulit untuk menghindar dari terkamannya.

Komodo yang bangun harus lebih diwaspadai karena itu berarti dia siap menerkam mangsanya kapan saja. Sementara, komodo yang baring, masih aman untuk didekati. Namun, Anda masih harus berhati-hati ketika komodo sedang berbaring.

“Kalau komodo tidur juga biasanya hanya kamuflase. Dia baring untuk mengelabui mangsanya, kalau rusa atau kambing mendekat, komodo akan langsung menerkamnya,” tutupnya. (ftr)