Kamis, 15 November 2012

Ibu Kota Lebih Kejam dari Ibu Tiri



Ada yang takut nggak sih suatu saat kamu punya ibu tiri? Atau ada yang sudah hidup dengan ibu tirinya? *nggak mendo’akan cuma nanya doank*

Denger kata Ibu Tiri, kita langsung teringat donk dengan cerita dongen versi Snow White dan Cinderella atau yang lokal banget tuh cerita Bawang Merah-Bawang Putih atau si Ikan Emas. Gimana di dalam cerita tersebut si Ibu Tiri dengan kejamnya memperlakukan anak tirinya melebihi seorang majikan ke pembantu. Mungkin lebih tepatnya penjajah di jaman kompeni atau romusa ala Jepang yang seenaknya ndewe memerlakukan pribumi *dendam #ehhh.

Di Indonesia sendiri, cerita-cerita itu bahkan selalu di perbaharui menjadi film versi modern dan bahkan drama seri yang mewek-mewek bercucuran air mata.  Ibu kota selalu menjadi latar belakang pembuatan drama ini dengan artis-artisnya yang papan atas atau sekedar baru dipromosikan.  Dan kalau kalian ingin merasakan kejamnya ibu tiri, silakan mampir ke ibu kota bagi yang nggak punya orang tua atau keluarga disini.

Biasanya Ibu Kota khususnya Jakarta selalu dijadikan salah satu daerah tujuan untuk mengadu nasib, mengejar cita-cita, mencoba peruntungan dan sebagainya. Gimana nggak, Jakarta selalu digambarkan di televisi sebagai kota modern, maju super maju di Indonesia, semua yang kita cari ada disini. Mau jadi apapun bisa, tergantung kalian mampu dan siap mental lahir bathin plus yang wajib ada adalah financial untuk beberapa bulan pertama untuk hidup di Jakarta.

Bahkan ada cerita dari temenku yang ikut merantau disini menceritakan gimana salah satu temannya si Co *nama samaran* niat banget ke Jakarta pengen jadi idola. Dia bahkan rela ngelepas kuliahnya di perminyakan di Kalimantan demi menjadi seleb dadakan. Segala macam audisi dia coba mulai dari Indonesian Idol, Indonesia Mencari Bakat, Master Chef, Galaxy Super Star. Sayangnya penampilan nggak selalu menjamin kita bisa lolos audisi.

Wajahmu ganteng,cantik, cakep, mulus dan sebagainya apalagi kalau kamu seorang cowok menjadi pertimbangan utama dalam mengikuti tahap awal kecuali kalau mau jadi pelawak muka jangan tanggung-tanggun yakkk hancurnya. Di Jakarta yang bodi oke muka cakep banyak, liat aja SPG-SPB yang dituntut memiliki wajah artis. Dan emang bukan nasibnya kali yah apalagi ngggak punya orang dalam tuh, akhirnya sampai sekarang dia masih terus mencoba dan mencoba meraih mimpi.

Tadi tuh salah satu cerita gimana hidup di Ibu Kota. Selain jadi artis, banyak kok orang yang ke Jakarta karena memang niatnya mengejar karir dan impiannya. Sarjana-sarjana fresh graduate rata-rata bisa kita temukan setiap ada event job fair dan sebagainya. Sebagian dari mereka bahkan berasal dari luar Jakarta.
Aku ingat banget waktu ikutan tes PNS *tapi gagal ^^v* dimana pesertanya berasal dari seluruh Indonesia. Si Ibu dan bapaknya dengan rela ikut mengantar si Anak untuk mengejar karir sebagai PNS, mungkin rasanya bangga banget yah anaknya lolos tes berkas, apalagi kalo bisa bener-bener jadi PNS.. hmmm,, padahal.. *duit..mana duit*

Pilihan dan peluang kerja di Jakarta memang banyak, apalagi untuk S1 dan freshgraduate. Tapi tunggu dulu, saingannya jangan harap hanya sebatas jumlah lulusan di kampusmu saja karena di Jakarta saja lulusannya sudah berapa, ditambah lagi pendatang yang ingin mencoba peruntungan. Jadi sama saja kan.
Dan fresh graduate yang dicari pun nggak fresh gradute from the oven. Kamu harus punya skill bahasa, English of course!, dan pengalaman kerja. Wajib ini, kecuali kamu direkomendasikan sama teman, kenalan keluarga yang intinya orang dalam yang punya kewenangan merekrut pegawai baru.


Segala macam job fair aku ikutin, biar jauh tetap di jabanin. Tapi untuk dipanggil interview saja mesti berdo’a mati-matian, di dalam hati sampai dipublikasikan di Facebook, Twitter ataupun yang punya BB sebagai status BB-profil. Giliran dipanggil interview kerja, perusahaanya punya trademark negative. Hidup oh hidup.  Kejam yah.

Masa yang dibutuhkan untuk dapat kerjaan yang kamu inginkan ataupun kerja apapun yang bisa menyambung hidup di Jakarta sekitar 2-3 bulan. Setelah kamu apply surat lamaran dan CV, lebih baik kamu sering-sering nonkrong di depan komputer tuh nyari-nyari informasi loker yang lagi lowong karena butuh waktu sekitar 1-2 minggu untuk dipanggil wawancara setelah kamu apply lamaran, dan sebagian besar perusahaan di Jakarta menyertakan tes psikotest dalam rekrutment karyawan baru. Jadi persiapkan diri yah bagi kamu yang ingin merantau ke Jakarta. Oia, ingat latihan untuk memperkenalkan diri kamu in English itu kudu alias wajib. Kalau kamu beruntung nih ya dan perusahaannya lagi butuh cepat karyawan baru bisa saja kamu dalam 1 bulan bakal diterima. 

Punya budget dibawah 5juta untuk tinggal di Jakarta selama 3bulan kayaknya siap-siap menahan nafsu jalan-jalan ke mall karena niat mau belanja pasti ada, nongkrong di cafe, resto, dan sebagainya, apalagi niat ikut trend anak Jakarte yang modis dan up to date dengan tetek bengek fashion ala-ala korea yang lagi mewabah di kalangan wanita Indonesia mulai remaja sampai ibu-ibu gaul.

Transportasi yang serba naik angkot, busway, metromini, kopaja, mikrolet, bahkan kereta api yang bisa sampe nyambung 2-3 kali. Mikir berapa budget pulang pergi untuk satu lokasi yang mau didatangi, gimana kalau sampai 2 atau 3 lokasi juga yah? Hmm..

Sebulan pertama mungkin kalian masih bisa hepi-hepi, sebulan kemudian, hepi-nyepi, bulanketiga kalau belum dapat kerja dan nggak enak minta dikirimin duit dari orang tua siap-siap aja nyepi di kamar ala anak kos-an. Hehehe . Yang awalnya kalau di ajak makan ke resto fast food oke-oke saja, sekarang makan di warteg aja serba mikir yang murah dan porsinya banyak dimana yakkk.

Janji Ibu kota mensejahterahkan pendatang kayaknya hanya berlaku bagi orang tertentu. Jadi intinya Ibu Kota lebih kejam dari Ibu Tiri. Tapi hati-hati aja yah dapat ibu kos-an yang lebih kejam dari ibu kota... ;p


Tidak ada komentar:

Posting Komentar